Ternyata di Jepang ada buku panduan untuk bunuh diri loh...!! dan inilah dia "The Complete Manual of Suicide''



Wataru Tsurumi, seorang penulis dari Jepang menerbitkan sebuah buku yang paling kontroversial pada masanya. Judul buku tersebut adalah “The Complete Manual of Suicide”, atau terjemahan bebasnya adalah “Buku Panduan Lengkap Untuk Bunuh Diri”.Buku Ini pertama kali diterbitkan pada tanggal 4 Juli 1993. Buku setebal 198 halaman ini memberikan deskripsi eksplisit dan analisis atas berbagai metode bunuh diri.

Edisi pertama dari buku tersebut terjual lebih dari 1 juta kopi, menjadikannya sebagai buku terlaris di Jepang kala itu. Walaupun Jepang adalah Negara yang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia, ironisnya pemerintah Jepang tidak melarang penerbitan buku tersebut. Dan semenjak penerbitannya, buku tersebut banyak ditemukan di dekat jasad para pelaku bunuh diri, beberapa diantaranya bahkan para pelajar.


cover  "The Complete Manual of Suicide''
Buku ini sering ditemukan di sebelah jasad pelaku bunuh diri di "Hutan Bunuh Diri" atau Aokigahara. "Tempat terbaik untuk mati", demikian bagaimana Aokigahara di deskripsikan di buku tersebut oleh si Wataru. Sebuah hutan yang lebat dan gelap yang berdekatan dengan gunung Fuji. Aokigahara dikenal di seantero Jepang sebagai tempat favorit bagi siapa saja yang ingin menempuh "perjalanan terakhir" mereka di dunia.Dan buku tersebut katanya menjanjikan “ketenangan batin” bagi para pembacanya, karena isinya menekankan bahwa bunuh diri dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun kita mau.

Buku ini awalnya dilarang di Australia dan New Zealand karena itu dianggap tidak pantas. Pada saat yang sama, buku itu dijual bebas di negara-negara lain, khususnya oleh Amazon.com di AS. Sejak Mei 2008 telah diizinkan untuk dijual di Selandia Baru dengan syarat disegel dan indikasi klasifikasi sensor ditampilkan.Untuk menghindari larangan impor di Australia, sebuah online berbayar edisi ebook diluncurkan pada Oktober 2008.Edisi online lebih mahal termasuk video dan materi lainnya, dan tidak tersedia dalam edisi buku cetak. 

Karena buku tersebut memang ditulis sebagai buku panduan atau manual, maka isi buku tidak membahas masalah alasan atau filosofi di balik perilaku bunuh diri.Wataru secara gamblang hanya menjabarkan metode-metode bunuh diri satu demi satu dan menganalisa semuanya secara detail.
 

11 metode bunuh diri

11 metode bunuh diri yang dirangkum dalam buku ini., yaitu:



1. Overdosis
2. Gantung Diri
3. Lompat Dari Ketinggian
4. Potong Urat Nadi
5. Menabrakan Diri
6. Minum Racun
7. Mati Tersengat Listrik
8. Menenggelamkan Diri
9. Bakar Diri
10. Membekukan Diri
11. Lain-lain

Setiap bab dimulai dengan grafik yang menakar metode yang digunakan dari segi rasa sakit yang ditimbulkan, usaha yang dibutuhkan untuk persiapan sebelum bunuh diri, kondisi jasad setelah bunuh diri, ketidaknyamanan yang ditimbulkan ke orang lain, dan efektivitas dari metode tersebut. Tiap-tiap poin tersebut juga di rating menggunakan ikon tengkorak, dengan 5 tengkorak mengindikasikan rating tertinggi.

Sekilas tentang terjemahan dari keterangan grafik yang ada di buku tersebut.

Menenggelamkan Diri

Level Rasa Sakit ● ● ● ●
Level Persiapan ● ●
Level Kondisi Jasad ● ● ●
Level Ketidaknyamanan yang Ditimbulkan ● ● ●
Level Efektivitas Kematian ● ● ● ●

Bakar Diri

Level Rasa Sakit ● ● ● ● ●
Level Persiapan ● ● ●
Level Kondisi Jasad ● ● ● ● ●
Level Ketidaknyamanan yang Ditimbulkan ● ● ● ● ●
Level Efektivitas Kematian ● ● ●


 Dan inilah cuplikan KATA PENGANTAR dari buku kontroversial ini:



KATA PENGANTAR


Buku ini menjelaskan mengenai metode-metode yang bisa digunakan untuk melakukan bunuh diri secara detail.

Harap diingat bahwa buku ini tidak ditulis oleh orang yang telah melakukan percobaan bunuh diri secara berulang kali, dan tidak juga ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan alasan-alasan dibalik perilaku bunuh diri itu sendiri.

Walaupun buku ini bisa saja dijadikan sebagai catatan peristiwa dari berita-berita mengenai bunuh diri yang sudah terjadi sebelumnya, karena memang ada banyak referensi mengenai berita-berita tersebut yang tertulis di buku ini, tetapi isi dari keseluruhan buku tetap mengacu kepada tujuan utama penulisan, yaitu menjelaskan kepada pembaca tentang cara untuk melakukan bunuh diri.

Sejak dulu, topic mengenai “kenapa banyak anak-anak muda melakukan bunuh diri?” telah menjadi bahan diskusi oleh banyak pihak. Pada tahun 70-an, kesimpulan-kesimpulan yang diambil untuk menjelaskan alasan dari perilaku tersebut diantaranya adalah “nihilisme”,dan juga sedang berada dalam “era kesedihan”.

Akan tetapi pertanyaan-pertanyaan mengenai “Kenapa aku tidak boleh bunuh diri?”,“Kenapa aku harus tetap hidup?” tidak pernah benar-benar terjawab.

Oleh karena itu dibutuhkan sebuah buku yang bisa digunakan sebagai panduan untuk membantu seseorang melakukan tindakan bunuh diri, untuk mengambil langkah nyata, bukan hanya sekedar keinginan terpendam semata.

Beberapa buku dengan tujuan seperti ini pernah terbit beberapa tahun yang lalu, contohnya buku “Cara Untuk Melakukan Bunuh Diri”. Akan tetapi, buku tersebut tidak ditulis secara baik, bertele-tele, penjelasannya tidak komprehensif, dan sangat membosankan.

Padahal yang perlu kita ketahui hanya bagaimana cara untuk melakukan bunuh diri secara baik dan benar, itu saja, tidak perlu ditambah embel-embel lain yang tidak ada hubungannya sama sekali.

Di Amerika, seorang ilmuwan telah menciptakan sebuah mesin yang bisa digunakan untuk mencabut nyawa berdasakan belas kasih (mercy killing) supaya dapat diterapkan kepada manusia. Dan harapannya, buku ini juga bisa menjadi “mesin pencabut nyawa” di Jepang yang dioperasikan menggunakan kata-kata.........................................


Penjabaran singkat resiko yang ditimbulkan dari tiap metode bunuh diri diantaranya sebagai berikut:

Metode Bakar Diri

Bakar diri dinilai sebagai cara yang paling bodoh untuk bunuh diri. Seperti yang diketahui, 60% tubuh manusia terdiri dari air. Hal inilah yang membuat manusia sulit terbakar. Tidak percaya? coba lumasi kelingking dengan bensin dan bakarlah, maka kurang dari 2 menit api itu mati dengan sendirinya. Fakta membuktikan bahwa 90% orang yang membakar dirinya tidak mati, justru ia akan merasa sakit yang luar biasa saat dirawat di rumah sakit.

Memang pelaku tetap bisa mati, tetapi membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Itu pun jika apinya tidak mati lebih dulu. Pada saat 20 menit itu pelaku akan merasakan panas dan sakit yang luar biasa, bahkan saking sakitnya sering dijumpai pelaku tidak tahan dan berusaha memadamkan api saat proses berlangsung.

Kebanyakan orang gagal bunuh diri dengan bakar diri karena apinya sudah mati sedangkan orangnya belum mati. Pada saat pelaku ‘gagal mati’ inilah sakit yang amat sangat akan dirasakan, bergerak pun tidak bisa, apalagi melanjutkan proses bunuh diri. Pelaku tetap hidup karena seluruh organ tubuh masih normal, biasanya hanya kulit dan mata saja yang rusak karena api.

Metode Potong Urat Nadi

Memotong urat nadi (biasanya di pergelangan tangan) adalah cara yang cukup bodoh untuk bunuh diri. Mayoritas orang bunuh diri dengan cara ini berharap bisa meninggal karena kehabisan darah. Tetapi hal ini cukup konyol, karena tubuh memiliki mekanisme untuk kembali memproduksi darah saat ada darah keluar. Sehingga pelaku akan ‘lama mati’ jika bunuh diri dengan cara ini, yaitu rata-rata sekitar 45 menit bahkan lebih.

Pada proses yang cukup lama ini pelaku akan merasa nyeri dan sakit yang luar biasa, pertama di tangan, lalu di sekujur tubuh. Berkurangnya jumlah darah secara drastis menyebabkan pelaku sangat kedinginan, lemas, dan kesemutan di sekujur tubuh. Biasanya juga disertai sakit kepala luar biasa karena berkurangnya transfer darah ke otak.

Metode Minum Racun

Cara ini juga cukup bodoh. Pelaku akan mati dalam waktu agak lama, bisa lebih dari satu jam. Semua tergantung dari racun apa yang diminum. Biasanya pelaku merasa sakit luar biasa di perut, mual-mual, dan diare. Sakit kepala luar biasa juga akan dialami yang diiringi dengan lemasnya tubuh karena darah yang mengental. Seseorang yang mengalami ini biasanya tidak tahan lalu mulai mencari pertolongan.

Metode Gantung Diri

Dalam beberapa kasus cara ini cukup efektif, tetapi tali yang digunakan harus cukup kuat begitu pula dengan simpulnya. Proses gantung diri biasanya memakan waktu 5 hingga 20 menit tergantung dari kekuatan fisik dan leher pelaku. Pada saat tergantung, pelaku akan mengalami sesak nafas dan sakit luar biasa di daerah leher dan tengkuk.

Setelah itu perut dan dada akan kejang karena diafragma berkontraksi dengan hebat untuk menghirup udara, dan ini sangat menyakitkan. Diafragma yang over kontraksi ini pula yang menyebabkan pelaku mengeluarkan sperma bahkan fases di duburnya. Secara refleks, pelaku biasanya tidak tahan lalu mencoba melepaskan diri, sekalipun sudah terlambat.

Metode Lompat Dari Ketinggian

Dalam beberapa kasus, cara ini juga cukup efektif. Tetapi sebaiknya pelaku menjatuhkan diri dari ketinggian lebih dari 20 meter atau setara dengan gedung 5 lantai. Diusahakan pula dasar lantai terbuat dari bahan keras, seperti semen atau beton. Lantai dari tanah, air, sungai, atau rumput, apalagi yang ada pohonnya harus dihindari karena bersifat elastis dan meredam benturan.

Yang membuat repot, agar efektif pelaku harus jatuh dengan posisi kepala di bawah. Posisi ini sangat sulit terutama bagi orang yang tidak terlatih untuk terjun bebas. Berat kepala lebih ringan dari tubuh sehingga kepala cenderung terdorong ke atas pada saat melayang. Jika tidak percaya bisa ditanyakan pada atlit loncat indah atau penerjun.

Posisi yang tidak sempurna saat terjun menyebabkan pelaku tidak mati seketika saat terjatuh di lantai dasar, sering didapati pelaku masih bernafas 1 hingga 10 menit sesudah jatuh. Sering dijumpai pula pelaku masih berusaha menggerak-gerakkan tubuhnya, mengerang, bahkan berteriak sekalipun tulang-tulangnya remuk, dan ini tentu sangat menyakitkan.

Lebih sakit lagi jika ternyata pelaku tersebut menjatuhkan diri dari ketinggian yang tidak seberapa, biasanya hanya tulang-tulang tertentu saja yang patah dan organ-organ tubuhnya masih normal. Karena tidak mati maka pelaku akan segera ditolong oleh orang-orang di sekitarnya. Cerita selanjutnya bisa ditebak, sakit yang amat panjang akan pelaku rasakan saat dirawat di rumah sakit.

 "The Complete Manual of Suicide'' dalam berbagai cover jilidnya


Meskipun penjabaran diatas cukup mengerikan,namun pada kenyataanya buku justru terjual laris, karena larisnya, sang penulis menerbitkan buku jilid 2 dan jilid 3 .

Mungkin hanya ini saja yang bisa di jabarkan secara singkat oleh penulis tentang isi buku "The Complete Manual of Suicide''.Untuk lebih jelasnya tentunya dapat pembaca beli bukunya sendiri dan dibaca seksama asal jangan salah kaprah.Karena menurut penulis sendiri buku ini sebenarnya bukan mengajarkan cara untuk bunuh diri,namun kebalikannya.Buku ini justru menjelaskan kepada kita betapa beresiko mengerikannya percobaan bunuh diri itu.Dan menurut kabar terkini juga pada kenyataannya,tingkat bunuh diri di jepang malah menurun setelah buku ini terbit.Jadi segala sesuatu itu sebenarnya tergantung kita sendiri yang menyikapinya,tentunya dengan pemikiran yang jernih dan bijaksana.


NOTE;
Nihilisme adalah paham penolakan dari seluruh ajaran agama dan prinsip-prinsip moralitas, paham yang percaya bahwa hidup itu tidak memiliki arti.




4 comments: